Polres Nganjuk Tangkap Pelaku Peredaran Okerbaya di Lengkong 

Nganjuk l bnewsnasional.org - Kapolres Nganjuk AKBP Henri Noveri Santoso, S.H., S.I.K., M.M. membenarkan bahwa jajarannya mengungkap kasus peredaran obat keras berbahaya (Okerbaya) di wilayah Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk, pada Minggu (27/4/2025). 

Dalam pengungkapan ini, polisi menangkap seorang tersangka berinisial TA (33), warga Dusun Sumberjo, Desa Ngringin, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk. 

Baca Juga: Polisi Bongkar Arena Perjudian Sabung Ayam di Ngronggot Nganjuk

Pengungkapan kasus ini merupakan komitmen Polres Nganjuk dalam memberantas peredaran Okerbaya yang membahayakan kesehatan masyarakat, sejalan dengan upaya menciptakan situasi kamtibmas yang aman dan kondusif. 

"Benar, kami telah mengamankan tersangka TA beserta sejumlah barang bukti ratusan butir pil berlogo LL. Tersangka diketahui mengedarkan obat keras tersebut tanpa izin resmi," tegas AKBP Henri. 

Kasat Resnarkoba Polres Nganjuk IPTU Sugiarto, S.H. menjelaskan, awal pengungkapan bermula dari diamankannya tiga orang di teras rumah TA, yaitu IN, warga Desa Ngepung, FY , warga Desa Jaan, dan DV, warga Desa Banggle. 

Baca Juga: Berantas Perjudian Polisi Bongkar Arena Sabung Ayam di Nganjuk

Dari hasil penggeledahan, IN kedapatan membawa 32 butir pil LL, FY membawa 8 butir, dan DV mengantongi 16 butir pil LL. Ketiganya mengaku mendapatkan pil tersebut dari TA. 

Petugas kemudian melakukan penggeledahan terhadap TA dan menemukan 200 butir, 50 butir, dan 37 butir pil LL dalam plastik klip serta 80 butir lainnya dibungkus grenjeng rokok, semuanya disimpan dalam kardus bekas di jok sepeda motor. 

"Total 423 butir pil LL kami amankan. Selain itu, kami juga menyita handphone dan sepeda motor yang digunakan tersangka. Saat ini kami kembangkan untuk mengejar sumber barang, yakni seseorang berinisial S di wilayah Pare yang masih DPO," jelas IPTU Sugiarto. 

Baca Juga: Pastikan Keamanan Malam Takbir, Kapolres Nganjuk dan Forkopimda Tinjau Pos Pengamanan

Atas perbuatannya, TA dijerat Pasal 435 dan/atau Pasal 436 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, dengan ancaman pidana penjara maksimal 12 tahun dan denda paling banyak Rp5 miliar.

(acha)

Editor : Redaksi

Berita Terbaru