Surabaya l bnewsnasional.org - Di balik setiap tindakan yang dianggap "bermasalah" oleh seorang siswa, seringkali tersembunyi jalinan kisah yang rumit, luka yang belum tersembuhkan, atau kebutuhan yang belum terpenuhi. Sekolah, sebagai institusi pendidikan, memiliki peran krusial dalam tidak hanya mendidik secara akademis, tetapi juga membimbing dan membina karakter siswa. SMK Triyasa Surabaya mengambil langkah proaktif melalui pendekatan humanis dalam pembinaan siswa bermasalah, menempatkan kepedulian sebagai inti dari setiap upaya.28/05/25
Salah satu jembatan terpenting dalam upaya pembinaan siswa bermasalah adalah kunjungan rumah (home visit). Ini bukanlah sekadar formalitas atau bentuk teguran disipliner, melainkan sebuah gestur kepedulian yang mendalam. Tujuan utama dari home visit adalah untuk mengetuk pintu rumah, dan lebih jauh lagi, mengetuk pintu hati siswa dan keluarganya.
Baca juga: “Aliansi Madura Indonesia Turun ke Jalan, Soroti Gagalnya Proyek Tebing di Bojonegoro”
Ketika seorang guru dari SMK Triyasa melakukan home visit, fokusnya adalah untuk, Mendengar Lebih Jujur, Lingkungan rumah seringkali memberikan rasa nyaman yang memungkinkan siswa dan orang tua untuk berbicara secara terbuka mengenai tantangan yang mereka hadapi.
Guru dapat memperoleh perspektif yang lebih mendalam, memahami dinamika keluarga, dan menemukan petunjuk penting yang mungkin tidak terlihat di lingkungan sekolah.
Perilaku siswa di sekolah seringkali merupakan cerminan dari apa yang terjadi di luar gerbang sekolah. Home visit memungkinkan guru untuk melihat langsung lingkungan tempat tinggal siswa, kondisi sosial-ekonomi keluarga, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi perkembangan dan perilaku siswa.
Membangun Jembatan Kepercayaan: Kehadiran guru di rumah siswa secara langsung menunjukkan bahwa sekolah peduli terhadap kesejahteraan holistik siswa, tidak hanya terbatas pada pencapaian akademis. Ini membangun kepercayaan yang kuat antara guru, siswa, dan orang tua, menciptakan fondasi kolaborasi yang efektif.
Home visit adalah langkah awal yang krusial. Setelah memahami akar masalah, SMK Triyasa berkomitmen untuk merangkul siswa dan keluarganya dengan lebih erat. Ini diwujudkan melalui,Rencana Pembinaan yang Personalisasi, Setiap siswa adalah individu yang unik.
Berdasarkan informasi dari home visit, guru menyusun rencana pembinaan yang lebih personal dan relevan, melibatkan konselor sekolah atau pihak terkait jika diperlukan.
Baca juga: Tanamkan Kewirausahaan Sejak Dini, SDN Sidodadi Kembali Gelar Gebyar Karya P5
Kepedulian Bersama: Pembinaan siswa bermasalah adalah tanggung jawab kolektif. SMK Triyasa mendorong partisipasi aktif dari orang tua, keluarga, dan komunitas. Komunikasi yang terbuka dan reguler antara sekolah dan rumah adalah kunci keberhasilan.
Membangun Kesadaran Pendidikan Holistik, Melalui pendekatan kolaboratif ini, SMK Triyasa membangun kesadaran bersama bahwa pendidikan tidak hanya tentang pengajaran di kelas, tetapi juga tentang pembentukan karakter, pengembangan potensi diri, dan penyelesaian masalah hidup. Ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan siswa.
SMK Triyasa Sby dengan sungguh-sungguh menjalankan komitmen ini dalam upaya pembinaan siswa bermasalah, melalui pendekatan yang mengedepankan empati dan kolaborasi. Mari kita bersama, guru, orang tua, dan siswa, menjalin kepedulian, membangun kesadaran untuk pendidikan.
Dengan mengetuk pintu hati, mendengar lebih jujur, dan merangkul lebih erat, kita dapat menciptakan lingkungan yang suportif bagi setiap siswa untuk tumbuh dan berkembang, mengubah tantangan menjadi peluang, dan membentuk generasi penerus yang lebih baik.(Red)
Baca juga: Oknum Lapas Pemuda Madiun Selundupkan Narkoba, AMI: Lebih Baik Sekalian Dilegalkan Saja
Informasi Kontak:
SMK "TRIYASA" SURABAYA
Jl. Kapasari Pedukuhan X No.24, Tambakrejo, Kec. Simokerto, Surabaya, Jawa Timur
Media Sosial: @smktriyasasurabaya.id
Editor : Redaksi